468x60 Ads

Teori Ionisasi

Teori Ionisasi


Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August Arrhenius mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion inilah yang dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih memahami teori Arhennius ini, coba perhatikan gambar di atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan elektrolit(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini dikarenakan larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda dan ion Cl- yang bergerak menuju anoda
Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion sempurna menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan terang karena jumlah ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat larutan elektrolit lemah(CH3COOH) terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion H+ dan sebagian dalam bentuk CH3COOH Karena jumlah ion yang sedikit maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit merupakan kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara matematis dinyatakan dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi
mol zat mula-mula
Berdasarkan persamaan diatas dan kegiatan sebelumnya,
Jika α = 1, maka zat terionisasi sempurna dan merupakan latutan elektrolit kuat
Jika 0< α <1, maka zat terionisasi sebagian dan merupakan larutan elektrolit lemah
Jika α = 0, maka zat tidak terionisasi dan merupakan larutan non elektrolit

0 komentar:

Posting Komentar

 
i
r
k
u
y
s
d
a
m
m
a
h
u
m